Kamis, 02 Desember 2010

CHINA MEMBANGUN KEBANGGAANNYA

"Tidak penting apakah warna kucing putih atau hitam. Yang jelas dia harus bisa menangkap tikus". Pemimpin China Deng Xiaoping (1904-1997). "Sediakan 100 peti mati, 99 untuk koruptor dan satu untuk saya, bila saya korupsi." Mantan Perdana Menteri China Zhu Rongji. David Dai Shu, Direktur Komunikasi ZTE, vendor perangkat komunikasi terkemuka China, mengakui, semangat yang digelorakan dan dipraktikkan oleh kedua pemimpin RRC di atas yang membuat perusahaan berkembang cepat. (MUNGKIN REVOLUSI SEPERTI INI YANG DIBUTUHKAN DI NEGERI KITA)

Sebagai saksi sekaligus pelaku sejarah reformasi China, Direktur Corporate Branding ZTE ini tahu betul apa yang harus dilakukan ketika Perdana Menteri Zhu Rongji mereformasi semua badan usaha milik negara (BUMN), termasuk ZTE tahun 1998. Bersama para eksekutif muda lainnya, ia melakukan berbagai langkah agar perusahaannya mampu bersaing dengan vendor-vendor lain yang lebih dulu merambah pasar China.

Dan dalam waktu 25 tahun saja BUMN China ini sudah menjadi perusahaan kelima dunia di bidang industri telekomunikasi seperti halnya Nokia, Sony Ericsson, dan lain-lain.

Sejak berdiri tahun 1985, perusahaan telekomunikasi global itu sudah menghimpun 70.000 karyawan, termasuk 10.000 tenaga marketing di 140 negara. ZTE Corporation tercatat sebagai perusahaan pemegang saham A di Bursa Efek Shenzhen sejak 1997. Pada Desember 2004, ZTE tercatat di Bursa Efek Hongkong dan menjadi perusahaan China pertama pemegang saham A dan H yang boleh dimiliki investor asing.

Tahun 2009, pendapatan operasi ZTE mencapai 60.273 miliar yuan (renminbi) atau 8,82 miliar dollar Amerika Serikat dengan pertumbuhan 36,08 persen. Pertengahan tahun 2010, keuntungan bersihnya mencapai 129.143 juta dollar AS, 45 persen pasar produknya beredar di Eropa dan AS.

ZTE mempunyai produk paling lengkap, meliputi sektor kabel (fixed network product line), produk-produk nirkabel (wireless products), jasa solusi jaringan, dan terminal, termasuk handset untuk 2 G, 3 G dan 3,5 G. Perusahaan berbasis di Shenzhen ini menyediakan produk dan jasa yang inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan lebih dari 500 operator di 140 negara sehingga membantu mereka menentukan masa depan komunikasi dunia.

Di Indonesia, ZTE sudah melakukan kerja sama dengan operator utama, seperti PT Indosat, PT Telkom, Telkomsel, XL, Smart, dan PT Mobile-8.

MEMBANGUN FONDASI
Pembersihan koruptor yang dilakukan PM Zhu Rongji sejak 1998, membuat iklim usaha di negeri itu sangat kondusif. Dunia usaha berkembang pesat sebab PM Zhu telah meletakkan fondasi yang kuat terhadap tumbuhnya iklim usaha. Tidak ada korupsi, tidak ada KKN, semuanya transparan. Kondisi ini sekaligus merangsang dunia usaha berlomba merambah pasar, termasuk pasar global.

Sejak 1998, Zhu Rongji melakukan reformasi BUMN, sektor keuangan, dan institusi pemerintahan China dalam waktu tiga tahun. Sebelumnya, Deng Xiaoping yang dikenal sebagai "bapak China modern" telah membalikkan paradigma Mao yang ideologis-utopis menjadi empiris-pragmatik.

China mengabaikan pertentangan ideologis dan menjalankan modernisasi dengan memeluk kapitalisme meski tetap setia pada sosialisme. Langkah ganjil dan penuh paradoks. Pola di luar kelaziman ini disebut Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta, sebagai market capitalism without democracy.

PM Zhu membangun suasana pendidikan yang kondusif pula. Saat itu banyak sarjana-sarjana teknik dihasilkan di berbagai perguruan tinggi di RRC yang mampu menciptakan berbagai peralatan canggih. Sementara di tingkat bawah banyak tenaga kerja terampil yang mampu mengerjakan sejumlah produksi hardware yang andal. Sejak 1990-an, 5.000-an sarjana teknik dihasilkan berbagai perguruan tinggi di negeri ini tiap tahun.

Pada saat reformasi berjalan, kedua sumber daya manusia (SDM) penting dalam dunia usaha itu bertemu dalam suasana iklim politik dan ekonomi yang baik. Produktivitas pekerja China lebih besar dibanding negara lain. Sebagai perbandingan, di AS output pekerja per jam hanya naik 4,3 persen (2009), di China produktivitas pekerja 7-8 persen. "Ini karena persaingan antarpekerja sangat ketat sebab SDM-nya sangat banyak," ujar David. Selain itu, pasar China juga besar sehingga pelemparan produk ke pasar berlangsung cepat.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Links

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More